Gua Maria Sendang Rosario adalah tempat ziarah umat Katolik yang terletak di wilayah Stasi Santo Alloysius Ngijorejo, Paroki Santo Yusuf Bandung, Keuskupan Agung Semarang. Paroki Santo Yusuf Bandung sendiri merupakan hasil pemekaran dari Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari, yang mandiri sejak 8 Oktober 2017. Secara geografis, gua Maria ini terletak di Desa Ngijorejo, Kecamatan Gading, Kota Wonosari, Kabupaten Gunungkidul, Provinsi DI Yogyakarta. Tepatnya di sebelah timur hutan Wanagama atau timur Lapangan Udara Gading.
Gua Maria Sendang Rosario Ngijorejo dibangun atas gagasan awal Romo T. Widyana SJ, seorang pastor yang berkarya di paroki Wonosari kala itu. Romo yang terbiasa mengunjungi umat tersebut, dalam salah satu kunjungannya pada umat yang sakit, terkesan melihat aliran bersih dan jernih Sungai Mojing. Ia pun tertarik membuat tempat ziarah di dekat sungai tersebut dan mengutarakan gagasannya pada katekis dan umat setempat. Atas persetujuan dari semua pihak kemudian dibangunlah tempat ziarah itu secara bergotong- royong.
Partisipasi umat kala itu luar biasa. Umat setempat dibantu umat paroki wonosari bekerjasama menghimpun kebutuhan batu, pasir, semen, kapur dan lain-lainnya. Umat setempat juga bergotong-royong dan bergiliran membantu para tukang yang mengerjakan gua tersebut. Akhirnya gua itu pun terwujud, dan pada tanggal 11 Februari 1962, tepatnya pada hari peringatan Bunda Maria menampakkan diri di Lourdes, Romo Widyana memberkati Gua tersebut sekaligus memberinya nama Sendang Rosario. Pengembangannya pun tidak berhenti, dan terus dilaksanakan dari tahun ke tahun. Setelah direnovasi, pada 21 Juni 1997 pun diberkati kembali oleh Mgr. Dr. Andreas Henry Soesanto, SCJ, Uskup Agung Tanjung Karang Lampung kala itu.
Seperti gagasan awalnya, Gua Maria ini terletak tak jauh dari Sungai Mojing. Keduanya dimaknai sama, yaitu “sumber kehidupan”. Bedanya, sungai Moji merupakan sumber kehidupan jasmani, sedangkan gua Maria ini menjadi sumber kehidupan Rohani bagi umat katolik. Sesuai namanya “Sendang Rosario”, gua Maria ini memiliki sendang mata air, letaknya tepat dibelakang bangunan gua Maria. Saat ini airnya sudah dialirkan ke dalam kran-kran, sehingga pengunjung lebih mudah untuk mengakses airnya.
Kompleks Gua Maria Rosario saat ini menjadi satu kompleks dengan Gereja Stasi Santo Alloysius Ngijorejo, gereja yang diberkati pada tanggal 27 Juni 2013 oleh Mgr. Johannes Pujasumarta, Uskup Agung Semarang kala itu. Fasilitas gua maria pun menjadi satu kesatuan dengan fasilitas untuk gereja tersebut. Terdapat pendopo, tempat parkir, toilet dan lain-lain yang luasnya wajar pada umumnya di sebuah gereja stasi. Tempatnya hening dan sejuk, rindang oleh pepohonan. Mendukung suasana doa dan meditasi. Cocok juga untuk acara rekoleksi atau kegiatan bina iman lainnya
***
Untuk sampai menuju ke tempat ziarah ini, dari jalan Yogya menuju Wonosari, setelah menemukan pasar Gading (sebelum Lanud Gading), kita bisa mengambil jalan belok kiri mengikuti jalan alterrnatif ke arah Karangmojo. Disisi kiri jalur tersebut, kurang lebih 3,5km dari pasar Gading, kita akan menemukan petunjuk yang cukup jelas berupa gapura besar jalan masuk ke Gua Maria Sendang Rosario tersebut. Dari arah yang melewati kota wonosari, kita bisa mengikuti jalur lingkar hingga ke sisi barat dan mengikuti jalan Wonosari – Nglipar. Belok ke kiri di perempatan pasar Karangtengah, ikuti jalur tersebut setelah kurang lebih 3km akan menemukan gapura besar ke Gua Maria Sendang Rosario di sisi kanan.
Teman-teman juga bisa mengakses lokasi tersebut melalui google Maps di link ini. https://goo.gl/maps/oHtp6kc3qPxbf2Rz9